30 Juli, 2010

Islam untuk Seluruh Manusia Agama Segala Zaman

Penulis : Abu Zayd Abdul Aziz ibn Thamrin ibn Rukban

Menjaga keislaman merupakan salah satu konsekwensi dari persaksian bahwa kita mengakui dengan jujur dan ikhlas bahwa Allah adalah Satu-satunya Yang Berhak Disembah dengan benar dari berita yang dibawa oleh seorang hamba-Nya yang jujur dan amanah bernama Muhammad bin Abdullah sebagai Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wasallam hingga Beliau wafat setelah menunaikan tugas kerasulannya dengan sempurna atas bimbingan dan perlindungan langsung dari Allah Subhanahu wa ta'ala.



Ada banyak aturan yang mudah untuk dijalani yang dibawa Rasulullah bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ya, mudah untuk dipahami hanya bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keridhoan-Nya serta tidak tertipu oleh dunia yang dihiasi oleh setan dengan kesenangan yang fana. Tanpa melihat kecerdasan, kekayaan, rupa, status sosial dan sebagainya.

Semuanya hanya terkumpul dalam dua peninggalan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yaitu Al Qur'an sebagai kalamullah (kalimat - kalimat Allah) dan As Sunnah sebagai petunjuk langsung dari Rasulullah yang kini lebih dikenal secara umum sebagai Al Hadist. Dalam dua pegangan inilah semua hal yang masuk dalam sebutan Islam, agama para Nabi dan Rasul.

Ketika kita berbicara tentang Islam, hal pertama yang perlu dicermati bahkan untuk ditetapkan sebagai keyakinan adalah mengenai metode memahami (Al Manhaj) kedua sumber utama islam yaitu Al Qur'an dan Al Hadist. Apabila memahaminya hanya dengan mengandalkan akal sendiri atau pendapat guru atau ulamanya saja maka hal ini akan membawa pada perselisihan yang tidak akan selesai. Dan bila mengesampingkan dua sumber utama tadi, maka pembicaraan tentang islam yang seperti ini harus dihindari karena tidak memiliki sandaran yang kuat, dan ini merupakan dosa yang sangat besar. Karena berbicara tentang agama Allah tanpa Perkataan Allah dan Rasul-Nya.

Sebuah pertanyaan seseorang tentang kedudukan hukum sebuah amal, perkataan atau keyakinan, juga pertanyaan bagaimana cara atau keyakinan yang benar kepada seorang yang dianggap alim pada hakikatnya adalah bagaimana petunjuk Allah dalam Al Qur'an atau petunjuk Rasulullah dalam As Sunnah yang benar2 dari Rasulullah yang dijelaskan oleh Ulama yang bisa dipercaya tentang hal yang ditanyakan tersebut sehingga mendapatkan kebenaran untuk mengharap Ridho-Nya. Pertanyaan seperti ini tentunya hanya pada pertanyaan- pertanyaan yang ikhlas saja bukan sekedar menguji atau niat melecehkan.

Maka pada dasarnya, jika kita percaya dengan Hadist-hadist yg diriwayatkan oleh para Imam Ahlul Hadist seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Nasai, Imam Ahmad, Imam syafii, Imam Malik, Imam Hakim dan yang lainnya maka berarti kita percaya pada
1. benarnya akidah mereka berdasarkan tingginya ilmu keislaman mereka.
2. metode mereka dalam memahami dalil-dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah dan dipercayanya mereka oleh ulama besar di setiap zaman.
3. cara beragama mereka

Karena jika tidak, tentu kita tidak akan mengambil hadist-hadist mereka seperti kaum muslimin yang tidak mengambil hadist dari ulama Syi'ah sejak jaman awal syiah hingga sekarang.

Lalu mengapa kita hanya menggunakan hadist yang mereka bawa tanpa mempelajari bagaimana cara mereka memahami agama ini yaitu pemahaman mereka ? Sungguh jika kita membaca hadist-hadistnya saja tanpa memahami penjelasan mereka maka kita hanya akan terbawa oleh latar belakang kita. Kita akan memahaminya dengan pengaruh keluarga, pendidikan, lingkungan, keilmuan, organisasi/kelompok, pengalaman spiritual dan pemahaman kita yang semua itu belum TERUJI kebenarannya, tidak seperti kebenaran para Imam Ahlus Sunnah yang dipimpin Rasulullahu shalallahu 'alaihi wasalaam yang telah diakui dan dijadikan acuan oleh para ulama hingga sekarang.

Dan ternyata para Imam tersebut pun demikian. Mereka sangat menghindari pemahaman pribadi dalam memahami Al Qur'an dan As sunnah. Mereka selalu mencari keaslian sebuah dalil dari Al Quran dan As Sunnah dan bagaimana shahabat memahaminya. Mereka tidak beribadah, berpendapat atau berijtihad dalam masalah agama kecuali dengan mengadopsi pemahaman shahabat. Ini mereka lakukan karena mereka tahu betul bahwa Rasulullah berhubungan langsung dengan para shahabat dan akan langsung menegur serta memberi peringatan apabila mendapati kesalahan pada para shahabat. Para Shahabat taat kepada Rasulullah tanpa syarat karena keimanan yang sangat tinggi akan benarnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam dalam menyampaikan apa yang Allah turunkan untuk seluruh manusia hingga akhir jaman. Dengan demikian maka Islam yang sebenarnya lebih terjaga.

Inilah refleksi dari percayanya kita akan kebenaran Al Qur'an yang kita baca di jaman ini, setiap hari yang tidak lain adalah dibawa dari Rasulullah oleh Shahabat Radliallahu 'anhum ajma'in ke seluruh penjuru dunia. Tentu kita akan menolak Al Qur'an yang sekarang ada di tangan kita jika kita tidak mempercayai para murid Rasulullah yang telah Allah puji dibanyak ayat dalam Al Qur'an. Walaupun kenyataannya banyak juga manusia yang mengaku Islam tetapi menolak kesempurnaan Al Qur'an seperti Ahmadiyyah dan Syiah dengan menambah, mengurangi dan mencampur aduk banyak ayat hingga menjadi kitab baru mereka.

Teruslah mencari hidayah dengan mencari, mengamalkan dan menyebarkan ilmu yang shahih hanya dari para ulama yang mengikuti shahabat dengan kaffah (menyeluruh-total) dalam menjalankan Sunnah Rasulullah  dan Al Quran hingga ajal tiba.

Bagi generasi muda muslim atau muslim usia berapapun yang sedang bersemangat, carilah, pelajarilah bahasa agama ini untuk mendapatkan ILMU YANG SHAHIH yang dengannya kita terus berada di atas AQIDAH DAN METODOLOGI KEYAKINAN YANG BENAR DAN AMAL YANG IKHLASH. Isilah selalu waktu kita dengan DZIKRULLAH TANPA HENTI, BERJAMAAH, BERDAKWAH KEPADA MANUSIA DAN JIHAD FI SABILILLAH. Sembunyikanlah amalmu hingga hanya engkau dan Allah saja yang tahu. Bila orang lain merendahkanmu dalam hal apapun, termasuk status sosial bahkan ilmu agama maka biarkan saja, selama kau tidak serendah yang mereka kira. Ambil manfaatnya walaupun itu sangat kecil hingga kau bisa tinggi derajatnya di sisi-Nya. Namun juga jangan terpengaruh ketika orang mulai menghargaimu ... tetaplah tawadhu dengan ikhlas dan bermuamalah kepada mereka  dengan akhlak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dan bagi thulabul ilmi yang sering berinteraksi dengan komputer dan internet, Allah Azza wa Jalla telah mudahkan kita yang salah satunya dengan adanya "maktabah shamilah" yang bisa di download di http://media2.islamway.com/books/1/several/mawsoo3a_shamla2.zip

Nash'alullaha salamah wal 'afiyah.

Barokallahu fikum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tulis komentar anda di sini ...